Bahkan, hal itu bisa saja memicu penutupan akses internet oleh sejumlah negara ke jaringan global agar tidak ada lagi penyadapan. Bahkan hal tersebut pernah dilontarkan Kaspersky Lab Experts Aleks bahwa jaringan internet global pada tahun 2014 kemungkinan punah, diganti puluhan jaringan nasional negara-negara dengan akses terbatas ke sumber daya asing.
Jaringan internet tertutup seperti itu sudah diterapkan di China dan sebentar lagi di Rusia. Seiring dengan maraknya penyadapan, diprediksi akan makin banyak negara-negara yang mengimplementasikan internet tertutup atau sering disebut dengan intranet meski tidak semua negara akan menerapkan hal serupa.
Implikasi bila jaringan internet global runtuh tentu sangat besar, terutama website yang sangat mengandalkan trafik dari luar negeri. Belum lagi informasi dari mancanegara yang menjadi sangat terbatas untuk diketahui publik yang negaranya menganut internet tertutup.
Internet sudah bukan sekedar gaya hidup, tapi menjelma menjadi sebuah kebutuhan. Bahkan beberapa kalangan telah menjadikan Internet sebagai kebutuhan primer.
Bila internet yang sebenarnya merupakan kependekan dari International Network itu berubah menjadi seperti pulau-pulau di setiap negara, maka perusahaan internet besar seperti Google, Yahoo, Facebook, dan Twitter juga terancam kelangsungan operasinya, karena selama ini mereka mengandalkan trafik internasional untuk menggenjot pendapatan, bukan sekedar pasar dalam negeri negara asalnya, AS.
Tentu saja, Indonesia diprediksi masih jauh mengarah ke jaringan internet tertutup, karena sebagai negara berkembang, membutuhkan akses seluas-luasnya ke negara lainnya, baik dalam hal komunikasi, mendapatkan informasi, maupun penjualan dan kampanye produksi dalam negeri.
Comments
Post a Comment